Bagian Proses Bangun Rumah
Proses Bangun Rumah
Pasangan batu bata untuk dinding – dinding luar pada bangunan tidak bertingkat, dapat dipakai pasangan batu bata ½ batu. Karena dinding – dinding tpis terlalu lemah untuk menahan gaya vertikal dan horizontal untuk memperkuat digunakan rangka pengkaku atau kolom dan balok beton bertulang setiap 12 m².
Kolom – kolom beton dipasang pada pertemuan dan persilangan dinding, pada jarak kira – kira 3m. Balok beton horizontal (balok ring) sekeliling bangunan juga dipasang setiap jarak tinggi 3m.
Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebar kurang dari 1m, dapat diberi roolag di atas lubang. Bila lebar lebih dari 1m, di atas lubang harus dipasang balok latei dari beton bertulang, baja atau kayu yang awet.
Spesi yang biasa digunakan untuk pasangan dan plesteran tembok batu bata ialah :
Untuk pekerjaan rapat air (trasram)
a. 1 pc : 3 pasir
b. 1 kapur : 1 tras : 2 pasir
2. Untuk pekerjaan tidak rapat air
a. 1 kapur : 1 semen merah : 2 pasir b. 1 pc : 4 pasir
c. 1 pc : 1kapur : 6 pasir
DINDING BATU BUATAN
a. Dinding Bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan
plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari
campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi
Pasangan Bata)
b. Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 :
1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75% , berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah – tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilagan.
DINDING KAYU
a. Dinding Kayu Log/ Batang Tersusun
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah- rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka
penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.
b. DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan susut.
C. DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1") pada papan atau reng, dengan
2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
DINDING BATU ALAM
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
Komponen dinding pada bangunan dapat berfungsi sebagai dinding pemikul pada Rumah sederhana (Non Engineered Structure) atau dinding pengisi pada bangunan bertingkat (Engineered Structure).
Hasil investigasi di lapangan pada berbagai peristiwa gempa menunjukkan bahwa kebanyakan korban jiwa diakibatkan oleh tertimpa reruntuhan komponen dinding pasangan bata.
Berbagai penyebab runtuhnya dinding bata adalah akibat: kualitas bahan bata/kualitas siar yang kurang memenuhi persyaratan; metoda
penyambungan dinding dengan komponen struktur yang kurang baik;terlalu luasnya bidang dinding; tidak adanya struktur pengekang (balok/kolom praktis).
Dalam philosopi bangunan tahan gempa menyatakan bahwa beban gempa yang bekerja pada bangunan adalah sebanding dengan berat komponen bangunan/dinding yang digunakan. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi resiko bahaya gempa adalah dengan cara mengurangi berat masa bangunan.
Komponen Dinding Panel Sandwich Ringan Betulang (PORECO - K& A) merupakan produk inovasi teknologi yang dimaksudkan untuk menjawab penciptaan bangunan dengan ketahanan gempa yang tinggi. Dengan bobotnya yang hanya 50% berat pasangan bata merah dan keberadaan wire mesh pada kedua permukaan dinding merupakan pencegah runtuhnya dinding ketika gempa terjadi.
Kecepatan pemasangan dinding ini 10 kali lebih cepat dari pada pekerjaan dinding bata merah. Penghematan penggunaan besi untuk bangunan bertingkat dapat mencapai 10-15 persen dengan hanya pertambahan harga dinding sebesar 1-2 persen biaya struktur. Dengan berkurangnya massa bangunan, maka berdampak pada pengurangan kedalaman pundasi yang diperlukan.
FINISHING DINDING
a. Plesteran Dan Acian
Pada umumnya setelah rumah ditempati beberapa bulan, maka mulai terlihat dinding retak-retak rambut. Kejadian retak-retak rambut pada dinding sbetulnya bisa diminimalisir dengan tata cara pelaksanaan pekerjaan yang benar. Biasanya kejadian dinding retak rambut karena bangunan rumah tersebut dilaksanakan dalam waktu yang relative cepat (dikejar target), sehingga ada tahapan-tahapan yang terlewati, pada hal tahapan-tahapan tersebut yang bisa meminimalisir terjadinya retak-retak rambut pada dinding. Untuk melakukan tata cara dan tahapan yang benar membutuhkan waktu, agar hasil dari plester dan acian kwalitasnya baik.
Tata cara dan tahapan pekerjaan Plesteran dan Acian :
1. Pada saat pemasangan dinding bata, lakukan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan Sore) selama 1 minggu pada pasangan dinding yang sudah selesai terpasang, agar pengeringan adukan semen pada dinding bata pengeringannya merata dan bertahap.
2. Setelah tahapan penyiraman dinding bata selesai, barulah dimulai pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding.
3. Sebelum memulai pekerjaan plesteran, dinding bata disiram air terlebih dahulu secara merata, agar supaya plesteran dapat lebih meresap kedalam bata.
4. Lakukanlah pelaksanaan pekerjaan plesteran diselesaikan perbidang dinding, jangan sampai terjadi pelaksaan pekerjaan plesteran dilaksanakan dua hari (disambung), untuk menghindari terjadinya retakan pada sambungan plesteran.
5. Setiap plesteran yang sudah selesai dilakukan, segera keesokan harinya permukaan plesteran tersebut disiram dengan merata pagi dan sore selama 1 minggu.
6. Setelah pelaksanaan penyiraman selama 1 minggu selesai, barulah pelaksanaan pekerjaan acian dapat dilaksanakan.
7. Demikian pula pelaksaan pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.
8. Setelah acian benar-benar kering (tidak keluar air lagi) baru dapat dilakukan pekerjaan Pengecatan dinding tersebut.
9. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan meminimalisir terjadinya keretakan rambut pada dinding, tergantung dari kecermatan dan pengawasan dilapangan terhadap tahapan penyiraman dinding
tersebut.
Pembuatan Plesteran Dan Acian
Langkah Kerja :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Menarik benang lot untuk kerataan berjarak 20 cm dari kedua sisi ujung dinding dengan jarak 5cm untuk menentukan ketegakan secara vertikal. Kemudian dibuat kepala plesteran dengan permukaan dari pecahan keramik memakai adukan berukuran 10 cm x 10 cm pada bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah benang lotan dengan memperhatikan ketebalan kepala plesteran antara 1 cm sampai dengan 2 cm
3. Pasang tarikan benang arah horizontal pada kepala plesteran atas, tengah, dan bawah, benang dipasang ditempel pada permukaan kepala plesteran untuk menjadi patokan kelurusan yang sama dari bidang plesteran berikut memeriksa sikuan terhadap dinding sampingnya. Kemudian pasang tambahan kepala plesteran pada jarak antara 100 cm – 150 cm dengan patokan rata tarikan benang horizontal tadi
4. Menghubungkan kepala tiang plesteran ke arah vertikal memakai adukan dan diratakan dengan menggunakan jidar panjang serta melepas pecahan keramik pada kepalaan sebagai patokan kerataan bidang permukaan plesteran
5. Setelah kelabangan cukup mengeras maka pekerjaan lepokan
pada plesteran pada dinding dengan menggunakan adukan yang cukup kental dan homogen dapat dilakukan jalur demi jalur yang dimulai dari bagian bawah ke atas dengan mempergunakan sendok adukan bulat besar.
6. Setelah pelapokan adukan plesteran pada dinding mencapai ketinggian 100 cm disusul dengan melakukan perataan permukaan plesteran memakai jidar panjang yang ditempelkan pada dua permukaan kelabangan sambil menggosok-gosokkan ke arah bagian atas, kemudian dipadatkan dengan cara gosokkan arah memutar mempergunakan roskam besar.
7. Setelah plesteran selesai dan pengeringan sudah cukup, dilanjutkan dengan acian dengan cara membuat campuran semen dan air lalu diaduk sampai menjadi bubur kental dan dibuat seperlunya agar tak cepat mengering. Lalu permukaan plesteran dibasahi dengan air sebelum melepokkan tipis-tipis acian dan selanjutnya digosok-gosok arah memutar memakai roskam serat diolesi air dengan kuas agar merata.
8. Melakukan pemeriksaan dan check list.
b. Batu Alam
Finishing dinding ini banyak ditemui di Bali, namun sekarang di kota-kota selain Bali sudah banyak yang mengaplikasikannya karena tampak lebih estetis.
1. Jenis batu alam:
Ukurannya 10x10cm, 10x20cm, dan 20x40cm.
cara pemasangan batu paras sama dengan pemasangan keramik.
Batu paras
taman atau pagar. Memiliki pori-pori yang besar. Ukuran yang tersedia 10x20cm, 20x20cm.
Batu andesit : berbentuk lempeng yang bertekstur. Lebih keras dibanding batu paras.
Ukuran yang tersedia 5x20cm, dan
10x20cm. warna putih kehitaman dengan pori yang lebih padat dibanding kedua batu tadi.
2. Kebutuhan material pemasangan batu alam
Jumlah dan jenis kebutuhan material untuk pemasangan dinding batu alam ini adalah:
Batu alam = 1m2
Pasir pasang = 0.05m3
Semen PC = 0.22sak
Semen warna = 0.05kg
c. Panel Komposit
Saat penggunaan panel komposit sudah sering dijumpai. Karena pemasangannya yang mudah, estetis, mudah dibentuk, dan ringan. Bahan panel komposit kebanyakan dari campuran plastik dan aluminium. Komposisi aluminium panel ini terbuat
dari campuran aluminium dan plastik atau polyethylene. Bagian dalam terdiri dari 2 lapisan, yaitu aluminium keras dan cat warna dasar. Sedangkan bagian luar rata-rata terdiri dari 4-5 bagian. Setelah aluminium terdapat lapisan cat dasar, cat warna, cat bening, serta lapisan luar yaitu protective film.
Ukuran rata-rata 1.22x2.44m dengan ketebalan yang bervariasi, diantaranya 3mm, 4mm, dan 6mm. bobot panel komposit dengan tebal
4mm sekitar 5.5kg/m2 dan tebal 6mm sekitar 7.4kg/m2.
Kelebihan panel komposit yaitu tahan terhadap suhu diatas 100oc. selain itu mudah dibentuk.
Cara pemasangannya seperti pemasangan plafond gypsum. Yaitu dengan ditempelkan menggunakan baut pada rangkanya yang terbuat dari hollow. Kemudian pada sambungannya ditutup dengan sillicon.
d. Dinding Terakota
Contoh dinding terakota banyak sekali kita temukan di Bali. Bata ekspose ini kini sudah banyak diproduksi di daerah-daerah industri genteng seperti Plered. Dinding terakota dipasarkan dengan ukuran 10x20cm , dan 5x20cm. pemasangannya sama dengan pemasangan dinding keramik. Dipasaran, warna terekota adalah coklat kemerahan dan i ruang terbuka seperti dinding luar atau pagar yang alami.
e. Granit dan Marmer
Dua jenis batu alam ini kadang sering membuat orang terkecoh saat melihatnya. Ini disebabkan penampilan kedua bahan ini yang mirip sehingga banyak orang yang terkecoh.
Cara yang paling mudah untuk membedakannya adalah dengan memperlihatkan harganya. Marmer lebih
murah dibandingkan granit. Tapi ada juga marmer yang harganya hampir sepadan dengan granit, yaitu marmer dengan warna-warna indah.
Kebutuhan material pemasangan dinding granit dan marmer adalah sebagai berikut:
1. Granit/marmer = 1m2
2. Pasir pasang = 0.04m3
3. Semen PC = 0.5 sak
4. Semen warna = 0.03 kg
KONSTRUKSI BANGUNAN
Kekurangan granit atau marmer
f. Kaca
Dewasa ini kaca sudah digunakan da dinding-dinding rumah, kantor, atau penyekat ruangan. Akibatnya, para produsen kaca kini berlomba-lomba membuat berbagai macam inovasi bentuk, warna, dan kualitas kaca.
Kini ada berbagai macam jenis kaca yang ada di pasaran, diantaranya:
Material ini terbuat dari senyawa kapur yang dilapisi kertas. Papan gypsum memiliki permukaan yang rata sehingga memudahkan untuk finishing. Ada juga gypsum untuk area basah. Ukuran papan gypsum 120x240cm dengan ketebalan 9mm, 10mm, 12m, dan
15mm. Pemasangan papan gypsum dengan cara dibaut ke rangkanya. Rangka papan gypsum bisa terbuat dari kayu, hollow, atau aluminium.
Kelebihan papan gypsum:
Material kusen pada umumnya masih terbuat dari kayu, yakni dari kayu KW I-III. Kebanyakan daun pintu dan jendela pun masih terbuat dari kayu. Meskipun demikian, sekarang tidak sedikit bangunan yang menggunakan kusen yang terbuat dari alumunium. Pekerjaan pemasangan kusen dan daun pintu tidak dapat dipisahkan karena keduanya memiliki peranan dan fungsi yang berkaitan. Ada beberapa pekerjaan pemasangan kusen, pintu, dan jendela yang perlu diketahui sebagai berikut.
a) Memasang kosen sebagai penghias rumah
Kusen merupakan rangka dasar yang akan memikul beban pintu dan jendela. Agar kusen merekat kuat pada dinding, seaiknya kusen dipasang angkur. Angkur berfungsi sebagai pengikat hubngan yang ditanam pada pasangan dinding batu bata. Kosen ditompang Kayu dibagian belakang dan depan untuk menjaga kusen tetap lurus. Pada bagian bawah kusen harus dibuatkan adukan semen. Pasangan batu rollag dipasang sepanjang ambang atas kusen. Setelah semuanya selesai maka alur rekatan dapat dibuat pada kusen dengan plesteran agar rapi.
b) Memasang kaca polos pada jendela sebagai pelindung
Penggunaan material kaca polos pada daun jendela berfungsi sebagai pelindung dari udara luar dan cahaya matahari. Kaca polo dapat dipasang pada jendela yang bias dibuka maupun jendela yang tidak dibuka.
c) Melengkapi pintu dengan engsel, gerendel, dan handle
d) Engsel, gerendel, pengunci, dan kait angin sebagai perlengkapan daun jendela
<<<<Gambar bagian-bagian kusen
Gambar pemasangan kusen>>>>
Mengingat sudut bukaan merupakan titik lemah yang merupakan awal terjadinya retal. Dan secara keseluruhan bukaan mengurangi kekakuan (baca: kemampuan) dinding maka yang perlu ditinjau adalah tata letaknya. Untuk pengaturan tata letak ini, tidak ada penambahan biaya yang diperlukan.
Segi keindahan/arsitektural, tentunya masih bisa dipertimbangkan agar tetap dijaga. Panjang kumulatif bukaan sebaiknya tidak lebih dari setengah panjang dinding. Perbandingan bukaan terhadap jarak antar bukaan harus dijaga agar lebih dari
setengah dari tinggi bukaan.
Minimum jarak bukaan ke sudut atau pertemuan dinding sebaiknya tidak kurang dari ¼ tinggi pintu atau setengah tinggi jendela, dianjurkan untuk setidak-tidaknya 1,2 m. lebar bukaan itu sendiri tidak lebih dari 1,2m.
Diatas bukaan sebaiknya dipasang balok lintel secara menerus sepanjang bangunan, membentuk sabuk yang bersama-sama sabuk ring balk akan merupakan perkuatan yang ideal.
Secara umum jumlah luasan bukaan dalam suatu bidang dinding agar diusahakan supaya tidak lebih luas dari 50% keseluruhan luas bidang dinding.
Sumber : UNDIP PSD III DESAIN ARSITEKTUR
Semoga Bermanfaat
Pasangan batu bata untuk dinding – dinding luar pada bangunan tidak bertingkat, dapat dipakai pasangan batu bata ½ batu. Karena dinding – dinding tpis terlalu lemah untuk menahan gaya vertikal dan horizontal untuk memperkuat digunakan rangka pengkaku atau kolom dan balok beton bertulang setiap 12 m².
Kolom – kolom beton dipasang pada pertemuan dan persilangan dinding, pada jarak kira – kira 3m. Balok beton horizontal (balok ring) sekeliling bangunan juga dipasang setiap jarak tinggi 3m.
Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebar kurang dari 1m, dapat diberi roolag di atas lubang. Bila lebar lebih dari 1m, di atas lubang harus dipasang balok latei dari beton bertulang, baja atau kayu yang awet.
Spesi yang biasa digunakan untuk pasangan dan plesteran tembok batu bata ialah :
Untuk pekerjaan rapat air (trasram)
a. 1 pc : 3 pasir
b. 1 kapur : 1 tras : 2 pasir
2. Untuk pekerjaan tidak rapat air
a. 1 kapur : 1 semen merah : 2 pasir b. 1 pc : 4 pasir
c. 1 pc : 1kapur : 6 pasir
DINDING BATU BUATAN
a. Dinding Bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan
Jual Batu Split | Pengertian Jenis Harga Jual dan Kualitas Batu Split
plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari
campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi
Pasangan Bata)
b. Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 :
1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75% , berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah – tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilagan.
DINDING KAYU
a. Dinding Kayu Log/ Batang Tersusun
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah- rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka
penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.
b. DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan susut.
C. DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1") pada papan atau reng, dengan
2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
DINDING BATU ALAM
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
Komponen dinding pada bangunan dapat berfungsi sebagai dinding pemikul pada Rumah sederhana (Non Engineered Structure) atau dinding pengisi pada bangunan bertingkat (Engineered Structure).
Hasil investigasi di lapangan pada berbagai peristiwa gempa menunjukkan bahwa kebanyakan korban jiwa diakibatkan oleh tertimpa reruntuhan komponen dinding pasangan bata.
Berbagai penyebab runtuhnya dinding bata adalah akibat: kualitas bahan bata/kualitas siar yang kurang memenuhi persyaratan; metoda
penyambungan dinding dengan komponen struktur yang kurang baik;terlalu luasnya bidang dinding; tidak adanya struktur pengekang (balok/kolom praktis).
Dalam philosopi bangunan tahan gempa menyatakan bahwa beban gempa yang bekerja pada bangunan adalah sebanding dengan berat komponen bangunan/dinding yang digunakan. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi resiko bahaya gempa adalah dengan cara mengurangi berat masa bangunan.
Komponen Dinding Panel Sandwich Ringan Betulang (PORECO - K& A) merupakan produk inovasi teknologi yang dimaksudkan untuk menjawab penciptaan bangunan dengan ketahanan gempa yang tinggi. Dengan bobotnya yang hanya 50% berat pasangan bata merah dan keberadaan wire mesh pada kedua permukaan dinding merupakan pencegah runtuhnya dinding ketika gempa terjadi.
Kecepatan pemasangan dinding ini 10 kali lebih cepat dari pada pekerjaan dinding bata merah. Penghematan penggunaan besi untuk bangunan bertingkat dapat mencapai 10-15 persen dengan hanya pertambahan harga dinding sebesar 1-2 persen biaya struktur. Dengan berkurangnya massa bangunan, maka berdampak pada pengurangan kedalaman pundasi yang diperlukan.
FINISHING DINDING
a. Plesteran Dan Acian
Pada umumnya setelah rumah ditempati beberapa bulan, maka mulai terlihat dinding retak-retak rambut. Kejadian retak-retak rambut pada dinding sbetulnya bisa diminimalisir dengan tata cara pelaksanaan pekerjaan yang benar. Biasanya kejadian dinding retak rambut karena bangunan rumah tersebut dilaksanakan dalam waktu yang relative cepat (dikejar target), sehingga ada tahapan-tahapan yang terlewati, pada hal tahapan-tahapan tersebut yang bisa meminimalisir terjadinya retak-retak rambut pada dinding. Untuk melakukan tata cara dan tahapan yang benar membutuhkan waktu, agar hasil dari plester dan acian kwalitasnya baik.
Tata cara dan tahapan pekerjaan Plesteran dan Acian :
1. Pada saat pemasangan dinding bata, lakukan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan Sore) selama 1 minggu pada pasangan dinding yang sudah selesai terpasang, agar pengeringan adukan semen pada dinding bata pengeringannya merata dan bertahap.
2. Setelah tahapan penyiraman dinding bata selesai, barulah dimulai pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding.
3. Sebelum memulai pekerjaan plesteran, dinding bata disiram air terlebih dahulu secara merata, agar supaya plesteran dapat lebih meresap kedalam bata.
4. Lakukanlah pelaksanaan pekerjaan plesteran diselesaikan perbidang dinding, jangan sampai terjadi pelaksaan pekerjaan plesteran dilaksanakan dua hari (disambung), untuk menghindari terjadinya retakan pada sambungan plesteran.
5. Setiap plesteran yang sudah selesai dilakukan, segera keesokan harinya permukaan plesteran tersebut disiram dengan merata pagi dan sore selama 1 minggu.
6. Setelah pelaksanaan penyiraman selama 1 minggu selesai, barulah pelaksanaan pekerjaan acian dapat dilaksanakan.
7. Demikian pula pelaksaan pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.
8. Setelah acian benar-benar kering (tidak keluar air lagi) baru dapat dilakukan pekerjaan Pengecatan dinding tersebut.
9. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan meminimalisir terjadinya keretakan rambut pada dinding, tergantung dari kecermatan dan pengawasan dilapangan terhadap tahapan penyiraman dinding
tersebut.
Pembuatan Plesteran Dan Acian
Langkah Kerja :
1. Pekerjaan Persiapan
- Membersihkan area lokasi pekerjaan dari kotoran dan bebas dari segala rintangan
- Kupas dan sisa-sisa adukan yang menonjol pada dinding pasangan bata
- Periksa pemasangan instalasi mekanikal elektrikal yang akan tertanam dalam dinding dan yakinkan bahwa instalasi tersebut sudah selesai dikerjakan dengan benar dan telah dilakukan pengetesan
2. Menarik benang lot untuk kerataan berjarak 20 cm dari kedua sisi ujung dinding dengan jarak 5cm untuk menentukan ketegakan secara vertikal. Kemudian dibuat kepala plesteran dengan permukaan dari pecahan keramik memakai adukan berukuran 10 cm x 10 cm pada bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah benang lotan dengan memperhatikan ketebalan kepala plesteran antara 1 cm sampai dengan 2 cm
3. Pasang tarikan benang arah horizontal pada kepala plesteran atas, tengah, dan bawah, benang dipasang ditempel pada permukaan kepala plesteran untuk menjadi patokan kelurusan yang sama dari bidang plesteran berikut memeriksa sikuan terhadap dinding sampingnya. Kemudian pasang tambahan kepala plesteran pada jarak antara 100 cm – 150 cm dengan patokan rata tarikan benang horizontal tadi
4. Menghubungkan kepala tiang plesteran ke arah vertikal memakai adukan dan diratakan dengan menggunakan jidar panjang serta melepas pecahan keramik pada kepalaan sebagai patokan kerataan bidang permukaan plesteran
5. Setelah kelabangan cukup mengeras maka pekerjaan lepokan
pada plesteran pada dinding dengan menggunakan adukan yang cukup kental dan homogen dapat dilakukan jalur demi jalur yang dimulai dari bagian bawah ke atas dengan mempergunakan sendok adukan bulat besar.
6. Setelah pelapokan adukan plesteran pada dinding mencapai ketinggian 100 cm disusul dengan melakukan perataan permukaan plesteran memakai jidar panjang yang ditempelkan pada dua permukaan kelabangan sambil menggosok-gosokkan ke arah bagian atas, kemudian dipadatkan dengan cara gosokkan arah memutar mempergunakan roskam besar.
7. Setelah plesteran selesai dan pengeringan sudah cukup, dilanjutkan dengan acian dengan cara membuat campuran semen dan air lalu diaduk sampai menjadi bubur kental dan dibuat seperlunya agar tak cepat mengering. Lalu permukaan plesteran dibasahi dengan air sebelum melepokkan tipis-tipis acian dan selanjutnya digosok-gosok arah memutar memakai roskam serat diolesi air dengan kuas agar merata.
8. Melakukan pemeriksaan dan check list.
b. Batu Alam
Finishing dinding ini banyak ditemui di Bali, namun sekarang di kota-kota selain Bali sudah banyak yang mengaplikasikannya karena tampak lebih estetis.
1. Jenis batu alam:
- Batu paras : merupakan batu alam yang
Ukurannya 10x10cm, 10x20cm, dan 20x40cm.
cara pemasangan batu paras sama dengan pemasangan keramik.
- Batu candi : berwarna kehitaman dan
Batu paras
Batu candi |
taman atau pagar. Memiliki pori-pori yang besar. Ukuran yang tersedia 10x20cm, 20x20cm.
Batu andesit : berbentuk lempeng yang bertekstur. Lebih keras dibanding batu paras.
Ukuran yang tersedia 5x20cm, dan
10x20cm. warna putih kehitaman dengan pori yang lebih padat dibanding kedua batu tadi.
Batu andesit |
2. Kebutuhan material pemasangan batu alam
Jumlah dan jenis kebutuhan material untuk pemasangan dinding batu alam ini adalah:
Batu alam = 1m2
Pasir pasang = 0.05m3
Semen PC = 0.22sak
Semen warna = 0.05kg
c. Panel Komposit
Saat penggunaan panel komposit sudah sering dijumpai. Karena pemasangannya yang mudah, estetis, mudah dibentuk, dan ringan. Bahan panel komposit kebanyakan dari campuran plastik dan aluminium. Komposisi aluminium panel ini terbuat
dari campuran aluminium dan plastik atau polyethylene. Bagian dalam terdiri dari 2 lapisan, yaitu aluminium keras dan cat warna dasar. Sedangkan bagian luar rata-rata terdiri dari 4-5 bagian. Setelah aluminium terdapat lapisan cat dasar, cat warna, cat bening, serta lapisan luar yaitu protective film.
Ukuran rata-rata 1.22x2.44m dengan ketebalan yang bervariasi, diantaranya 3mm, 4mm, dan 6mm. bobot panel komposit dengan tebal
4mm sekitar 5.5kg/m2 dan tebal 6mm sekitar 7.4kg/m2.
Kelebihan panel komposit yaitu tahan terhadap suhu diatas 100oc. selain itu mudah dibentuk.
Cara pemasangannya seperti pemasangan plafond gypsum. Yaitu dengan ditempelkan menggunakan baut pada rangkanya yang terbuat dari hollow. Kemudian pada sambungannya ditutup dengan sillicon.
d. Dinding Terakota
Contoh dinding terakota banyak sekali kita temukan di Bali. Bata ekspose ini kini sudah banyak diproduksi di daerah-daerah industri genteng seperti Plered. Dinding terakota dipasarkan dengan ukuran 10x20cm , dan 5x20cm. pemasangannya sama dengan pemasangan dinding keramik. Dipasaran, warna terekota adalah coklat kemerahan dan i ruang terbuka seperti dinding luar atau pagar yang alami.
e. Granit dan Marmer
Dua jenis batu alam ini kadang sering membuat orang terkecoh saat melihatnya. Ini disebabkan penampilan kedua bahan ini yang mirip sehingga banyak orang yang terkecoh.
Cara yang paling mudah untuk membedakannya adalah dengan memperlihatkan harganya. Marmer lebih
murah dibandingkan granit. Tapi ada juga marmer yang harganya hampir sepadan dengan granit, yaitu marmer dengan warna-warna indah.
Kebutuhan material pemasangan dinding granit dan marmer adalah sebagai berikut:
1. Granit/marmer = 1m2
2. Pasir pasang = 0.04m3
3. Semen PC = 0.5 sak
4. Semen warna = 0.03 kg
KONSTRUKSI BANGUNAN
Kekurangan granit atau marmer
- Harga mahal
- Sering tertipu antara marmer dan granit
- Tidak semua dapat melakukanpemasangan dengan baik
- Pilihannya banyak
- Perawatan mudah
- Tahan api
- Kesan mewah dan indah
- Dingin karena menyerap panas
f. Kaca
Dewasa ini kaca sudah digunakan da dinding-dinding rumah, kantor, atau penyekat ruangan. Akibatnya, para produsen kaca kini berlomba-lomba membuat berbagai macam inovasi bentuk, warna, dan kualitas kaca.
Kini ada berbagai macam jenis kaca yang ada di pasaran, diantaranya:
- Kaca refleksi
- Kaca bening
- Kaca warna/rayban
- Kaca seni
- Kaca tempered
- Kaca laminated
- Kaca dobel
- Wire glass
- Kaca cermin
Material ini terbuat dari senyawa kapur yang dilapisi kertas. Papan gypsum memiliki permukaan yang rata sehingga memudahkan untuk finishing. Ada juga gypsum untuk area basah. Ukuran papan gypsum 120x240cm dengan ketebalan 9mm, 10mm, 12m, dan
15mm. Pemasangan papan gypsum dengan cara dibaut ke rangkanya. Rangka papan gypsum bisa terbuat dari kayu, hollow, atau aluminium.
Kelebihan papan gypsum:
- Ringan
- Pengerjaannya cepat
- Perawatan mudah
- Tahan api
- Kesan mewah
- Tidak tahan benturan
- Tidak semua tukang mahir pemasangan
Material kusen pada umumnya masih terbuat dari kayu, yakni dari kayu KW I-III. Kebanyakan daun pintu dan jendela pun masih terbuat dari kayu. Meskipun demikian, sekarang tidak sedikit bangunan yang menggunakan kusen yang terbuat dari alumunium. Pekerjaan pemasangan kusen dan daun pintu tidak dapat dipisahkan karena keduanya memiliki peranan dan fungsi yang berkaitan. Ada beberapa pekerjaan pemasangan kusen, pintu, dan jendela yang perlu diketahui sebagai berikut.
a) Memasang kosen sebagai penghias rumah
Kusen merupakan rangka dasar yang akan memikul beban pintu dan jendela. Agar kusen merekat kuat pada dinding, seaiknya kusen dipasang angkur. Angkur berfungsi sebagai pengikat hubngan yang ditanam pada pasangan dinding batu bata. Kosen ditompang Kayu dibagian belakang dan depan untuk menjaga kusen tetap lurus. Pada bagian bawah kusen harus dibuatkan adukan semen. Pasangan batu rollag dipasang sepanjang ambang atas kusen. Setelah semuanya selesai maka alur rekatan dapat dibuat pada kusen dengan plesteran agar rapi.
b) Memasang kaca polos pada jendela sebagai pelindung
Penggunaan material kaca polos pada daun jendela berfungsi sebagai pelindung dari udara luar dan cahaya matahari. Kaca polo dapat dipasang pada jendela yang bias dibuka maupun jendela yang tidak dibuka.
c) Melengkapi pintu dengan engsel, gerendel, dan handle
d) Engsel, gerendel, pengunci, dan kait angin sebagai perlengkapan daun jendela
<<<<Gambar bagian-bagian kusen
Gambar pemasangan kusen>>>>
Mengingat sudut bukaan merupakan titik lemah yang merupakan awal terjadinya retal. Dan secara keseluruhan bukaan mengurangi kekakuan (baca: kemampuan) dinding maka yang perlu ditinjau adalah tata letaknya. Untuk pengaturan tata letak ini, tidak ada penambahan biaya yang diperlukan.
Segi keindahan/arsitektural, tentunya masih bisa dipertimbangkan agar tetap dijaga. Panjang kumulatif bukaan sebaiknya tidak lebih dari setengah panjang dinding. Perbandingan bukaan terhadap jarak antar bukaan harus dijaga agar lebih dari
setengah dari tinggi bukaan.
Minimum jarak bukaan ke sudut atau pertemuan dinding sebaiknya tidak kurang dari ¼ tinggi pintu atau setengah tinggi jendela, dianjurkan untuk setidak-tidaknya 1,2 m. lebar bukaan itu sendiri tidak lebih dari 1,2m.
Diatas bukaan sebaiknya dipasang balok lintel secara menerus sepanjang bangunan, membentuk sabuk yang bersama-sama sabuk ring balk akan merupakan perkuatan yang ideal.
Secara umum jumlah luasan bukaan dalam suatu bidang dinding agar diusahakan supaya tidak lebih luas dari 50% keseluruhan luas bidang dinding.
Sumber : UNDIP PSD III DESAIN ARSITEKTUR
Semoga Bermanfaat
0 Response to "Bagian Proses Bangun Rumah"
Post a Comment